Kalau kamu pikir jadi pemimpin itu cuma soal tanda jabatan di kartu nama atau foto formal di website kantor, kita perlu ngobrol panjang. Duduk dulu. Ambil kopi. Saya juga baru saja menuang kopi sendiri, masih panas. Ini bukan pidato resmi. Ini curhat—tentang bagaimana saya menimbang hidup, karier, dan pilihan yang kadang berujung pada keputusan sepele tapi berdampak besar.
Menimbang Ulang Definisi Kepemimpinan (Sedikit Serius)
Pernahkah kamu mendengar istilah “pemimpin lahir, bukan dibuat”? Saya dulu juga sempat percaya. Tapi pengalaman mengajarkan lain. Kepemimpinan itu lebih mirip otot: harus dilatih, dikoreksi, dan kadang dipijat (secara metaforis, ya). Kepemimpinan bukan soal selalu benar, melainkan soal bagaimana membawa tim ketika semua rencana berantakan.
Salah satu refleksi terbesar saya: kemampuan mendengarkan sering kali lebih penting daripada kemampuan berbicara. Di rapat besar, suara paling lantang belum tentu yang paling benar. Kadang orang yang diam, yang menulis poin-poin kecil di sudut notulen, membawa ide yang menyelamatkan proyek. Jadi, cara kita memimpin idealnya memberi ruang buat suara-suara kecil itu.
Ngopi dan Nanggung Kesalahan (Ringan, Santai)
Ada momen lucu tapi jujur: saya pernah salah baca angka anggaran. Iya, angka. Seluruh tim panik sebentar. Saya juga panik, lalu tersenyum canggung di depan semua orang. Pelajaran? Kesalahan itu manusiawi. Reaksi terbaik adalah minta maaf cepat, jelaskan solusi, dan pastikan tidak mengulangi. Simpel.
Selain itu, kadang kita terlalu fokus pada indikator kuantitatif. Tapi manusia bukan spreadsheet. Saya belajar memberi waktu untuk ngobrol santai dengan tim, bukan hanya mengejar KPI. Hasilnya? Produktivitas naik, suasana kerja jadi lebih sehat. Dan tentu saja, kopi bersama membantu segala sesuatunya. Buat saya, momen seperti itu sering lebih berharga daripada presentasi mewah.
Jika Pemimpin Adalah Kucing… (Sedikit Nyeleneh)
Bayangkan pemimpin sebagai kucing. Terdengar aneh? Biar saya jelaskan. Kucing tidak selalu berada di depan, tapi ia tahu kapan harus memimpin jalan. Kadang ia manja, kadang cuek, tapi ketika ada bahaya, ia sigap melompat. Sebagai pemimpin, kita perlu fleksibel: kadang hangat, kadang tegas, kadang elegan kayak kucing yang baru saja membuang ekor di sofa.
Humor membantu meredam ketegangan. Saya sering pakai lelucon kecil untuk memecah kebekuan rapat yang kaku. Efeknya sederhana: orang lebih relaks, ide mengalir. Tentu, jangan terus-terusan jadi badut. Ada waktunya serius, ada waktunya bercanda. Menyeimbangkan itu seni tersendiri.
Karier: Jalan, Bukan Tujuan Tunggal
Saya pernah mengejar promosi seperti mengejar bus yang sebentar lagi berangkat. Capek, napas ngos-ngosan, sampai akhirnya sadar bus lain akan datang. Saat itulah saya mulai menilai ulang apa yang saya mau: posisi tinggi atau pekerjaan yang bermakna? Jawaban saya berubah seiring waktu, dan itu normal.
Pertimbangan penting: jangan lupa menjaga kehidupan pribadi. Banyak pemimpin lupa hal ini dan baru tersadar ketika anak sudah besar atau kesehatan menurun. Untuk saya, keseimbangan itu bukan sekadar teori—itu pilihan yang harus diusahakan setiap hari. Kadang kita kompromi, tapi jangan sampai kompromi itu menjadi norma permanen.
Pilihan yang Sering Tak Terlihat
Pilihan kecil menentukan reputasi besar. Memilih jujur ketika mudah untuk menutupinya. Memilih menolak proyek yang berpotensi merusak nilai perusahaan. Memilih menolong rekan yang sedang kesulitan meski itu berarti lembur. Tindakan-tindakan kecil seperti ini mengumpulkan karakter.
Oh, satu lagi: belajar dari sumber-sumber tak terduga. Saya sering membaca blog dan tulisan orang lain untuk menyegarkan perspektif. Bahkan ada satu situs yang sering saya buka untuk inspirasi—kalau kamu penasaran, coba cek imradhakrishnan. Kadang ide datang dari tempat paling sederhana.
Akhir kata, jadi pemimpin bukan tentang piala atau angka di resume. Ini soal tanggung jawab yang kita pilih setiap hari, kadang tanpa tepuk tangan. Kalau kamu sedang di jalur kepemimpinan atau baru mau mencoba, ingat: nikmati prosesnya. Curhat boleh, tapi jangan lupa action. Dan ya, bawa kopi. Selalu bawa kopi.